• Jalan Pulang (2)



    Jalan pulang itu kini menjelma gelegak arus yang tak ramah, meninggi dan menderas tanpa dapat diterka.. apakah hanya sekedar singgah sebagai ujian ataukah bermakna murka dari sang pemilik muara kehidupan, bahwa jalan itu telah sepi dari sang pecinta dan perindu untuk mencinta dan merindu berpulang kepadaNya.
    Bunda.. nek.. adek.. kakak.. nun jauh di balik kelok jalan dan terjal perbukitan yang menghalangi pandang antara kita.. bahkan jalan yang tak lagi dapat dilalui untuk bertatap wajah. Pun tetap akan mengalir bagi kalian deras do’a dan air mata.. bahkan lebih deras dari pecahnya bah di penghujung malam itu.
    Langit yang merintik, meneteskan berkah dibelahan tanah yang lain.. namun ditanah kita ia menjadi petaka, menjadi marka untuk ditafakuri bersama.. bukan sekedar menjadi latah bahwa rindu itu milik kita. Tapi dengan keyakinan yang bersemayam erat di dada. Ada hikmah yang menanti diujung cakrawala esok hari.. untuk senja ini yang berkilau diantara suram muramnya wajah-wajah para pengungsi, mari tetap bertasbih, bertahmid, bertakbir dan beristiadzah.. karena ada nilai yang berbeda pada setiap tarikan nafas para perinduNya..
    Untuk setiap kelok jalan ditanah kita.. kusesap duka dalam dekapan do’a:
    "Robbana dholamna anfusana wa illam taghfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin,"
    ~ Ya Tuhan kami telah menganiaya diri kami sendiri & jika Engkau tidak mengampuni kami niscaya kami termasuk orang-orang yg merugi.~ (QS. al-A'raf : 23).

    Jalan Pulang

1 komentar:

  1. Topics mengatakan...

    ya Allah ampuni dosa-dosa kami aaamiin
    mohon maaf lahir batin yaaa Kak Liyan

Posting Komentar

Pembaca yang baik, Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar ya... Terimakasih :)