• Secangkir Rindu Untuk yang Berharga

     

    liyanjourney.blogspot.com

    Maka, apabila dipergilirkan malam atas siang.. ketika malam itu menempatkan langkah ini dalam gelap, selaksa rindu perlahan hadir menyelinap ke dalam dada.. akankah esok kusaksikan cahaya fajar bersinar di ufuk timur? dalam gelap malam kutuangkan harap untuk terus memiliki rindu ini dan menjadikannya mimpi yang berharga dalam hidupku...

    "Karena semua mimpi tentang waktu Dhuha.. ketika matahari sepenggalah naik, membuatku jatuh pada arus deras yang bernama asa, pada rinai hujan dan genangan rindu yang tumbuh diantara kelopak malam… bukan hanya dalam mimpi kulihat bintang-bintang berkilau terang. Bahkan saat aku terbangun, bintang-bintang itu tetap bersinar di hatiku."


    Mungkin, sayap sayap rinduku terkadang berhenti mengepak untuk sesaat.. terkadang ia terluka dihempas cuaca yang tak ramah, namun janganlah cemas.. karena akan kujaga ia dalam malam malam sunyi, dalam irama tasbih hembusan sejuk udara yang mengalir disetiap helainya, dalam lirih bait-bait do'a.. dan dalam lembaran tasyahud kutulis untaian nama-nama indah, kutempatkan baris lukisan wajah-wajah gemintang. Kubingkai rona wajah yang bersimbah keringat, rona wajah yang terhempas lelah, rona wajah yang cemas meniti shirat.. wajah-wajah itu yang selalu mengakhiri ujung hari dengan senyum tawakkal, melampaui segala dinamika perjalanan.

    Untuk semua itu adalah yang berharga dalam hidupku, yang mengajariku banyak hal. Bahwa menjadilah kita (1) Bagaikan pohon yang berdiri kokoh dengan akarnya yang menghunjam.. (2) Bagaikan bangunan yang saling menguatkan, (3) yang terjalin kasih sayang dan cintanya bagaikan satu tubuh, dimana satu bagian tergores luka maka bagian lainnya turut merasa.. (4) bagaikan cermin, jika tampak kekurangan satu sama lain saling memperbaiki.. Menjadilah kita (5) seperti lebah, yang apabila makan ia memakan sesuatu yang baik begitupun apabila ia mengeluarkan sesuatu iapun mengeluarkan yang baik, apabila ia hinggap untuk menghisap madu sekuntum bunga ia tak pernah mematahkan dahannya.. (6) bagaikan emas, meskipun bara panas meleburnya itu takkan pernah mengurangi timbangannya.. (7) bagaikan pohon kurma, apapun yang diambil darinya pasti memberikan manfaat.

    Akhirnya, jika air mata kita mengalir bersama seperti tetes hujan yang mengakhiri musim kemarau.. menjadilah tegar! itu karena Allah hendak menjaga kita dengan kasih sayangNya yang luas tak terbatas..

    (just little notes *L. Futiha Nury*)


2 komentar:

  1. Irfan Fauzi mengatakan...

    Sejuk Dan damai saat membacanya teh... Udah lama gk bw lagi kaya gini

  2. Zeal*Liyanfury mengatakan...

    Iya fan.. kangen bw sama teman-teman blogger.. :)

Posting Komentar

Pembaca yang baik, Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar ya... Terimakasih :)