Menjadi tua adalah keniscayaan, namun menjadi tua dan
bijaksana adalah sebuah perjalanan.. proses panjang dari sebuah pembelajaran.
Dan adalah waktu sebagai rel baginya, yang menuntun detik demi detiknya kepada
stasiun tujuan. Namun apakah itu adalah akhir dari sebuah perjalanan?
Rindu menjadi penghias hati, di sanalah sang Khalik
meletakkan harapan pada diri seorang abid. Dengannya perjalanan menjadi tabah
bak penenun menjalin pintalan benang, lagi dan lagi.. sampai selembar kain
terbentuk dengan sempurna. Meski detik demi detiknya mereguk pahit atau ketir,
ia rela meretas perjalanan dalam sabar. Dimanapun kakinya berpijak saat ini,
kapanpun ia meninggalkan jejak untuk menyambutNya.. lagi dan lagi.. Dalam
sabar, maka lelah adalah permata yang terjaga, dan tetesan peluh akan bersih
dari keluh, karena pasti hanya ridhoNya yang utama.
Oh, wahai bintangku yang tak terjangkau oleh mata..
Oh, wahai rembulanku yang bersinar sempurna saat purnama
Selimut baginya adalah malam yang gulita, satu satunya pelita
yang menyala adalah untaian do’a dalam sujud panjangnya. Redup mata itu hanya terpejam
sesaat saja. Ia melihat langit dalam tatapanNya yang yang penuh pesona. Qoulan
yang tertancap di hatinya kala memamah rindu dalam sepi ialah, “Oh wahai diri..
Jangan pernah gundah malam menjatuhkan hati ini dalam kesedihan, jangan tanya kepada
malam dimana cahaya menjangkau mata.. ingatlah selalu bahwa Robb semesta alam tak
abai dengan rindu sang abidNya. Oh wahai hati, saat engkau mengetuk pintuNya
lagi dan lagi.. maka engkau pun akan menemukanNya lagi dan lagi..”
Rel itu tampak berkelok dan hilang diujung pandangan. Namun
sama seperti hatinya yang teguh bagai karang, jalan berliku itu adalah
keniscayaan bagi seseorang seperti dirinya. Dan kebijaksanaan akan banyak
ditemukan sepanjang derit roda beradu baja, sepanjang laju kehidupan berputar
bersama hela nafasnya. Seperti menemukan aroma tanah yang tersiram gerimis, ia
merasakannya.. Meski tak mudah menyerapnya dalam qolbu, atau mendawamkannya
dalam untaian kata.. tentu menjadi bijak adalah inti dari seorang ayah, dari
seorang ibu, dari seorang suami, dari seorang istri, dari seorang anak, sahabat,
tetangga.. dan hakikatnya dari.. seorang abid.
Gerimis menyemai hati saat Secangkir kebijaksanaan, tertuang
hangat di senja ini.. teguk demi teguk terasa damai dan manis.. semanis
senyumnya kala menatapku dengan tatapan penuh Cinta. Be better oh my heart!
0 komentar: