google image |
Ini adalah tempat pertemuan kita yang biasa… sebuah gudang tua di sudut jalan. Engkau menamakan tempat ini sebuah persimpangan. Aneh, aku tak pernah memikirkannya mengapa nama itu yang kau pilih. Hingga saat ini, tatkala senja beranjak mengiringi derai hujan dan keremangan malam menjadi payung diantara kita… aku baru menyadarinya. Bahwa sebuah persimpangan pasti akan meletakkan sebuah konsekwensi pilihan ditangan kita.
Aku menggapai tangkai mawar
putih yang kau simpan tepat disamping tanganku. Aku menggenggamnya
begitu erat, rasanya perih. Duri-duri rose liar ini setajam pedang, Jamika
mengeong dipangkuanku, mengendus bau amis darah yang menetes disela jemariku.
“kucing manis, jagalah ia
untukku!” ucapmu dengan suara parau. Aku menangis. Kutahu air mata takkan cukup
mengantar kepergianmu.
Perapian didepanku sedikit suram,
sisa-sisa pembakaran meleleh menjadi serpihan debu. Terngiang suaramu yang
lugas, “setiap yang bercahaya pernah terbakar.”
Nyatanya yang kau bakar disini
hanya meninggalkan jelaga yang menghitamkan hatiku. Dimanakah cahaya itu kekasihku?
Engkau tak pernah lagi mau
mengangkat wajah untuk menatapku,
“maaf.. bila kini aku mengasihimu
dengan cara lain, cara terindah yang diajarkanNya kepada kita” begitulah
jawabanmu saat kutanya mengapa.
“kau sengaja mengosongkan hatimu,
sayang..” ucapku sendu mencoba beralibi dengan pemahamanmu. Engkau terdiam
cukup lama, berdiri dimuka pintu dengan tetesan air dari jas hujan yang
membungkus tubuhmu, “maafkan aku Zel, sudah waktunya aku pergi… ”
Aku tergagap menelan kembali
semua kata yang hampir terlontar untuk mencegah kalimat yang menakutkan itu..
namun perpisahan memang harus terjadi, mungkin inilah yang pernah engkau
perbincangkan senja kemarin, tentang sebuah ketetapan yang bernama takdir.
“a..apakah kita akan bertemu
lagi..? mungkin.. suatu saat nanti…?” aku masih tergagap mencoba memberimu
pertanyaan masygul, berharap takdirku adalah bersamamu. Engkau tak menjawab,
hanya diam menunduk menatap ujung sepatumu yang basah.
google image |
“sayang… apakah tak ada lagi
tempat sedikitpun dihatimu untukku? Jawablah… kumohon.” Kutahu aku telah
memaksamu lebih jauh agar mengatakan sebuah kejujuran yang akan membuatku
semakin terluka
Miauww… !! jamika mengeong
menjilati bulu-bulu halus kaki depannya. Matanya yang bersinar cemerlang dalam
keremangan malam sesekali memperhatikan darah diantara jemariku yang mengental
dan hampir kering.
“Zel, bagaimana mungkin aku menghianatiNya
sedangkan bibirku telah basah oleh janji hakiki untuk hidup dengan
petunjukNya.. sungguh aku berharap engkau menyertai perjalananku, namun aku tak
hendak membuatmu menipuNya oleh karena sebab diriku.. ketahuilah, Dia hanya
akan menerima cintamu yang paling murni, mukhlisina lahuddien…”
Dan berakhirlah malam itu dengan kata-kata
langitmu yang mengguncang segumpal daging dibalik tulang rusukku.
***
Some day…
Sebuah fajar di hari ke-497,
menyinari gudang tua dipersimpangan jalan ini.. aku masih disini dan tak lagi
bermimpi mengejar matahari. Kubiarkan sinarnya bergulir menepis tabir malam
dihatiku. Kututup lembaran mushaf dan mengakhiri tilawah subuhku. Ah, apakah
ini sebuah kebetulan? Hari ini surah yang terakhir kubaca adalah surah ke 49,
al-hujurat ayat ke 7. “… Alloh menjadikan kamu cinta pada keimanan dan
menjadikan iman itu indah dalam hatimu…”
Miauwww…. BRAAKKK!!!...
“Masya Alloh!.. apa yang kau
lakukan Jamika? Ayo turun dari jendela!
Ya ampuuun…. lihat perbuatanmu
kucing bandel! Kamu telah memecahkan pot mawarku!”
Jamika melompat ke pangkuanku, mengais
ngais kerudungku dengan cakarnya dan mengeong manja seperti biasa.. binatang
manis ini selalu membuatku luluh. Aku mengelus bulu bulunya yang lembut. Namun dalam
sekejap Jamika melompat dan berlari keluar… terlalu cepat bahkan hingga
membuatku terkejut.
Miaauu….. maiaauuu…
“what??”
tergopoh gopoh aku mengejar Jamika,
suara jeritannya yang tidak biasa membuatku khawatir setengah mati. Tapi sesuatu
telah terjadi… dipersimpangan jalan itu, kamu berdiri disana…
dengan senyum bersahaja, kutahu.. Jamika telah kembali pada tuannya.
google image |
Sy tdk paham bahasa sastra, yg sy paham cuma cerita kucingnya, jdi ingat Abu Hurairah, sahabat Rasulullah yg pecinta kucing, sahabat yg paling bnyk meriwayatkan hadits.
Rasulullah pernah berdo'a untuknya: "Ya Allah, tanamkanlah pada hamba-Mu ini (Abu Hurairah) dan ibunya rasa cinta pada hamba2mu yg beriman, dan tanamkan pula pada orang mukmin rasa cinta kepada Abu Hurairah dan ibunya".
Abu Hurairah berkata: "Maka tdk ada seorg mukmin pun yg mendengar dan melihatku kecuali mencintaiku". [HR. Muslim]
Ulama berkesimpulan dgn hadits ini bahwasanya salah satu tanda keimanan seseorg adlh mencintai Abu Hurairah dan ibunya.
Semoga para pecinta kucing bisa meniru Abu Hurairah :D
duh.... Jamika..., bagus banget cara menceritakannya, Mbak, sungguh. Ohya, saya lagi mengadakan GA neh, ikut ya, Mbak....
Ihh., keren deh ukht ceritanya... plus picturenya jadi pas! Sukaaa (^_^)/
Liyan dengan ciri khasnya dalam menuturkan kisah.
Rangkaian kata yang dipilih begitu indah.
Tapi jujur, bunda harus membaca ulang utk bisa menangkap keseluruhannya.
Selamat ya buat kembalinya seseorang yang diharapkan. Jamika dan Zel... menunggu sosok yg sama.
Teh nama miaw nya jamika kira kira itu perempuan apa laki laki yah hehehe :)
Tidak salah jika saya mengatakan Liyan penulis muda berbakat dan saya punya ekspektasi kelak insya Alloh menjadi penulis yg baik.
tetap semangat
baca 2 kali :)
baru ngeh,,
but keren mbak
kalau ini nyata berarti galau, kalau ini fiksi berarti..... kerennn
Wah wah tak bisa berkata apa-apa Ne Zel......
jujur saya baca 2 kali....bukan karna tak faham (tapi mudahan bukan salah faham) tapi karn aku suka bahasa tulisannya Zel, seperti sebelumnya :D
2 jempol, kalau mau jembol kaki, saya kasih 4 dah....
so ini perasaan tentang : "“maaf.. bila kini aku mengasihimu dengan cara lain, cara terindah yang diajarkanNya kepada kita”
ini kisah nyata ya? hmm kalo boleh tahu sie......
mungkin ada lanjutannya....setelah someday ntu zeal
Aamiin... Insya Allah. Makasih Abu atas nasihatnya. :)
makasih atas kunjungannya pak ustadz.. *sungguh liyan ingin ikutan GA nya.. tapi.. tapi...
#selamat yaa atas blog barunya, semoga tambah sukses.. aamiin. :)
makasih sudah mampir ukhti Basta... ^_^
duh bundaku... senang sekali rasanya melihat bunda kembali hadir di sini :D :D
ya ampuun irfan.... masih aja suka keliru sama nama. hayoo masih ingat ga waktu manggil aku *Mas_ Liyan fury! huaaa... aku langsung GDUBRAKK dan ganti fhoto profile haha..
Aamiin... jazakalloh kk @insan.. selalu memebrikan motivasi bagi liyan. Insya Alloh, SEMANGAT!!
*terimakasih blog Kk telah banyak memberikan pelajaran berharga buat liyan ^_^
terimakasih sahabat Dian atas kunjungannya... istanamu: "lailaturrahmaniyah" sungguh menawan.. Insya Alloh dijadwalkan untuk belajar dari sana :)
kalau... azim bisa menebak berarti luar biasa! :D
wah, jempol kaki ndak usah deh bang! ngerii...
*justru zeal bingung nie jawab coment abang..
mungkin ini terinspirasi dari gadis insomnia nya bang moerad, ufs! (semoga bukan salah faham)
hm nanti aja dulu sy baca ah.. coz sy lagi di warnet
Kakak...
So sweet deh ceritanya :D
Suka dengan alurnya
^_^
WOW KEREN !!
salam buat si meongg...hehehe
#Terimakasih sudah berbagi cerita yg inspiratif :-)
dari penggunaan nama samaran sih,,, pasti asli galau :P
Dan siapa yang bisa menebak apa yang akan terjadi di esok hari? Akhirnya, setelah setahun tiga puluh du hari itu, cinta yang tercantum dalam proposal, akhirnya mendapat izin dariNYA. Sungguh, sebuah kelegaan..
Dan ternyata si kucing jadi peran piguran yah, Liyan. Hihihi...
hihi... pengumuman ya rizal. :D
nda Za...
belajar sedikit romantisme nie, he..
makasih udah nyempetin mampir diantara kesibukannya. ^^
wah, kucingnya juga sudah pulang tuh mas.
#terimakasih kembali mas dani..
semoga betah bacanya meski sambil diiringi alunan musik.. :D
yaaa... sedih juga harus menempatkan Jamika sebagai figuran... liat aja wajahnya super bad mood kayak gitu, hehe..
btw, kalau sama gurunya ternyata ketebak juga siapa peran utama sesungguhnya. ^_^
owh,jamikaaa....hickz kn endingnya gitu????
**protesss kl fiksi g sesuai dengan keinginan hahaha
salam kenal mbk zeal..
zwan :D
haha.. sahabat Zwan ada ada aja, emang mau ending kaya gimana? tar lanjutin ceritanya ama Zwan yak! :D
lho, kita kan udah pernah kenalan... ibu guru Zwan.. ga papa deh siaran ulang, hee... kenalin, saya penghuni Stroy*life is Journey. Salam blogger ^_^
Jamikaaaaaaa.... Hehe
Salam kenal dari sahabat bloofer baru. Sastranya keren :)
Salam kenal juga sahabat Lina... Salam Bloofer :)
terimakasih atas kunjungannya. insya Allah dijadwalkan belajar di *jilbabbackpacker* mu yang indah ^_^
eaa...:P
@#$%&*!!... :P
Ini namanya blog penulis yang selalu bersahaja, salam kenal ya
Selamat datang di gubuk Liyan ni, bang @aul.. Terimakasih telah bersilaturrahmi kembali kemari.
Salam kenal juga (pernah berkunjung.. tapi baru sempet kenalan ya..hihi.. ^_^)
hehe begini begini juga mesti dibaca.
iyah nih :D
Kata-katanya kelas tinggi mbak. :)
terimakasih atas kunjungannya sahabat Muji. :)
di sini ndak buka kelas ko..hehe..
bingung?
terinspirasi...ah masa sie...jadi malu
cie cie ciee... galau nih ye, bisa galau juga ternyata :3
Kisah tentang sebuah makna "persimpangan" memang selalu meninggalkan bekas. Meski berbeda masa, berbeda situasi yang dihadapi setiap diri. :)
Caramu merangkai kata jadi makna.. udah pas nyastra banget tuh, Neng! *jempols
makasih atas kunjungannya kang.. :)
Saya balik lagi... menunggu cerita selanjutnya., belum ada ya (@.@)/
Super nice posting gan.....
ukhti Basta... ^_^
wah, terimakasih atas motivasinya ya, Insya Allah bila sudah posting lagi saya undang :D
terimakasih atas kunjungannya Sahabat Ahmad.. :)
ternyata kenangan sama kucing yah, hehe :D
hay sahabat Agung... makasih udah berkenan menengok bilik sederhanaku. *met milad yaa buat kucingnya.. eh, ^_^!
saya benar-benar suka dengan diksi dan makna dalam cerita ini. saya tidak bisa berhenti terkagum-kagum, WOW :)
cerita luar biasa yang terlantun dengan penuturan ringan
salam kenal ya Mbak:) ini kunjungan perdana saya heheh
salam kenal kembali sahabat Faisyah...
Terimakasih atas kunjungannya. ^_^
iya sama-sama:) blognya saya follow
kunjungan Teteh,....^_^
kata-katamu selalu bisa mnghdirkan bening disudut mata,..ataukah Nia yg sensitive
pnghrgaan yg besar untukmu teteh yg bak,.
dinda Nia... Jazakillah khoir atas kunjungannya... ^^
sungguh ini hanyalah persembahan sederhana... mencoba tertatih dalam kata, berharap dapat mengetuk hati yang peka terhadap cahayaNya...
kucingnya sudah kembali kepada pemiliknya? bukan kucing Zeal dong ^^
iya Akhi @Wahyu... itu kucing punya orang.. ^_^