• dibatas Nyata dan Mimpi


    Saat itu aku hanya bisa membisu. Menapaki setiap tangga perasaan ini hingga sampai ke puncaknya. Hanya ada satu kata untuk menghentikanmu, dan kutahu itu akan sangat menyakitkan,
    “pergilah!” pintaku.
    Waktu seperti mati, detik tertahan di rongga dadaku, berpaling dari senyuman mahabbahmu yang selalu membuatku terpenjara dalam rasa bersalah. Aku tak tahu, apakah kali ini engkau akan menyerah atau bertahan seperti biasa…
    “aku mengerti kamu telah lelah dengan semua ini… dan jika ini memang harus berakhir, maka mari akhiri dengan tegar!”
    Kalimatmu itu selalu mencengkram jiwaku dan mengakar dalam ingatan, mungkin karena itulah hingga hari ini aku tak pernah berhenti untuk terus membukukan rindu tentangmu.
    ***
    Kudinding duniaku dengan duniamu. Engkau yang memiliki jiwa merdeka dari penjajah rasa, terbang bebas menjelajah cakrawala untuk menabur cintaNYa pada jiwa dahaga sepertiku. Dan aku, yang terjaga pada setiap senja, mengintip ruang cakrawalamu dibalik jendela ini. mencoba mentasdiqkan apa yang tertulis di dalam barisan kalam kauliyah pada ayat-ayat kauniyahNYa disetiap sudut pandanganku. Seperti ucapmu pada suatu ketika,
    “Mari mengeja cintaNYa dibatas nyata dan mimpi. Dan saksikanlah keajaiban itu, bahwa cuma ada satu Kuasa pada semua hal yang terjadi, pun pada hati kita. Jadi, bangkitlah! Letakkan semua bebanmu padaNYa, lalu rasakan setiap langkahmu akan menjadi ringan.”
    Ah, engkau benar-benar tak pernah bisa pergi!
    Jika esok pagi aku terbangun dan kembali menatap mentari dibalik bingkai jendela ini, aku tahu engkau akan kembali dan berdiri digaris yang sama, disampingku dengan senyum mahabbahmu…
    Jika ada yang sanggup membangunkanku dari ruang hampa adalah sebuah keajaiban. Dan itu adalah engkau.
    ***
    ~Special for my Doctor *Thanks for always beside me*~

8 komentar:

  1. Catatan Harian Irfan mengatakan...

    Mengejar cinta yang nyata, mengejar dan mengharapka Ridho Allah,,
    dengan berserah kepadaNya segala persoalan yang ada akan mudah terpecahkan :)

  2. Unknown mengatakan...

    Kalimatmu itu selalu mencengkram jiwaku dan mengakar dalam ingatan, mungkin karena itulah hingga hari ini aku tak pernah berhenti untuk terus membukukan rindu tentangmu.....hik hik pengen nulis bagian ini...sayang udah keduluan

  3. Zeal*Liyanfury mengatakan...

    Wah, gitu yah??
    tak apa-apa bang, tuliskan saja... tulislah apapun yang seharusnya dituliskan. Kalimat ini bukan milik seseorang saat maknanya bertaburan pada setiap hati, ia menjadi milik siapapun pada akhirnya saat Sang Maha Berkendak menghendakinya demikian.

    Ditunggu selalu tulisan-tulisan bersayapmu bang, mention ya bila sudah jadi.

  4. Unknown mengatakan...

    ya...tuliskan yang seharusnya dituliskan,,,,memang secara sadar tak sadar, apa yang telah kita baca terkadang mempengaruhi(sangat mempengaruhi) apa yang kita tulis,,,,,mungkin suatu saat saya akan mencotek beberapa kalimat liyan,,,sadar gak sadar....he

  5. Niken Kusumowardhani mengatakan...

    Liyan, ada dinding ya? Trus gimana doong.
    Hihihi... Kok kayaknya sedih2 gimanaaa gitu baca tulisan ini. Apa bunda salah tangkap ya?

  6. Zeal*Liyanfury mengatakan...

    :)) dinding rumahsakit memang sangat tidak nyaman bunda...
    sedikit sedih memang... ini ditulis waktu Liyan lagi sakit. dan Alhamdulillah, semua telah berakhir dengan tegar ko, ^_^
    Makasih ya bunda.

  7. Alfiansyah mengatakan...

    Kisah yang puitis selalu, kalau meihat komennya baru tahu tentang apa itu.. ^^

  8. Zeal*Liyanfury mengatakan...

    Makasih udah mampir kemari akhie...
    Hmm, puitis yah... ^_^ maaf jika kadang tidak mudah mengerti isi tulisan disini.
    Kadang saya sendiri bingung mengungkapkan apa yang tiba-tiba muncul dalam fikiran dengan bahasa yang lebih sederhana. Mungkin saya mesti belajar dari tulisan-tulisan di blog akhie ya. ^^

Posting Komentar

Pembaca yang baik, Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar ya... Terimakasih :)