Siapa Pelakunya?
Siang itu matahari bersinar terik, tapi hal itu tidak menjadi rintangan yang berarti bagi anak-anak yang memiliki semangat tinggi untuk bermain. Lapangan sekolahpun segera dipenuhi oleh tubuh-tubuh mungil mereka yang selalu haus dengan rasa ingin tahu. Kali ini dalam permainannya ada diantara mereka yang rupa-rupanya tengah belajar menemukan sebuah integritas.
Kejadian itu dimulai saat seorang ibu guru tengah mengawasi
anak-anak didiknya bermain. Tiba-tiba seorang anak, sebut saja Zulfikar, ia
tengah menuntun temannya, Fadhil yang saat itu menangis tersedu-sedu. Mereka
berjalan beriringan menghadap ibu guru tersebut, sontak ibu gurupun bertanya
apa gerangan yang terjadi dan karena Fadhil kesulitan memberikan penjelasan
disela isak tangisnya maka Zulfikarlah yang angkat bicara, dengan dramatis ia
menceritakan bahwa Fadhil tadi bermain smach down lalu ia ditendang dan
dipukuli. Saat itu juga ibu guru bertanya siapa pelakunya, Zulfikar menjawab,
“Aku bu
guru!"
Ibu guru tersebut terkejut mendengar jawaban Zulfikar, yang dengan wajah polosanya begitu mudah mengakui kesalahannya.
"Mengapa kamu melakukan itu?" tanya guru menatap anak itu penuh selidik, Zulfikar hanya termangu. jadi, ibu gurupun kembali bicara padanya, "lihatlah! perbuatanmu itu menyakiti temanmu. sekarang coba jelaskan pada ibu, mengapa kamu melakukan perbuatan itu?"
Zulfikar tampak berfikir sejenak, kemudian menatap gurunya serius, "karena... aku baru tahu kalau itu bisa menyakiti bu... aku udah minta maaf kok. ya kan Fadhil?" Fadhil mengangguk, keduanya kembali bermain dan tertawa.
"Ooh... anak-anak memang manusia pembelajar yang paling hebat!" gumam sang guru dengan takjub
Ibu guru tersebut terkejut mendengar jawaban Zulfikar, yang dengan wajah polosanya begitu mudah mengakui kesalahannya.
"Mengapa kamu melakukan itu?" tanya guru menatap anak itu penuh selidik, Zulfikar hanya termangu. jadi, ibu gurupun kembali bicara padanya, "lihatlah! perbuatanmu itu menyakiti temanmu. sekarang coba jelaskan pada ibu, mengapa kamu melakukan perbuatan itu?"
Zulfikar tampak berfikir sejenak, kemudian menatap gurunya serius, "karena... aku baru tahu kalau itu bisa menyakiti bu... aku udah minta maaf kok. ya kan Fadhil?" Fadhil mengangguk, keduanya kembali bermain dan tertawa.
"Ooh... anak-anak memang manusia pembelajar yang paling hebat!" gumam sang guru dengan takjub
0 komentar: