Melukis Mimpi

Sabtu, 15 Desember 2012 | Zeal*Liyanfury di 08.54 |

Mimpi.

_Aku seorang  pencari mimpi* katamu.

liyan's image

Masih ingatkah perkenalan pertama kita waktu itu? Sapaan lembutmu yang manja… gemanya masih terngiang di hatiku, aku menyimpannya selama aku bisa. Seperti katamu _Selama engkau bisa*.

Aku menemukanmu disudut jalan… menggigil dalam cuaca malam yang ekstrim. Wajahmu kau tenggelamkan pada kesunyian dan kesendirian, sangat ironi dengan hingar bingar keramaian kota dan gemerlapnya street lighting serta lampu eksterior diseberang tempatmu tersudut.

_Tempatku di sini* katamu.. dan _Tempatmu disana* sambil menunjuk menara gedung-gedung itu. 

Aku tertunduk menatap sepasang kakiku yang terbungkus sepatu cat.  Dan memandang prihatin pada sepasang kaki mungilmu yang telanjang, kotor berbalut debu.

lian's image

_kamu membutuhkan sebuah tempat untuk bermimpi, aku tidak memilikinya namun aku bisa mengantarmu ke tempat itu..

aku berbisik padamu melalui hembusan angin yang kejam. Laki-laki muda dan perayu sepertiku tak lebih hanyalah penggombal dan penebar mimpi. Lalu kamu, gadis kecil itu.. memeluk lutut dan menatapku curiga, terjebak dalam kehidupan jalanan yang penuh muslihat dan kekerasan menjadikanmu terlalu sensitive pada setiap frekuensi ancaman, dan memercayai seorang asing sepertiku adalah sebuah kemustahilan. Namun aku masih enggan beranjak dan tak ingin menyerah pada tatapan jernih sepasang matamu. Aku terlalu takut untuk mengatakan bahwa aku jatuh hati padamu!

Entah apa yang terbersit dihatimu, ketika dengan ragu kuulurkan tanganku. Disaksikan kerlip bintang dan remang rembulan, tanpa kuduga kamu menyambut uluran tanganku. Satu senyuman di bibirku mekar seperti sakura pada musim semi *omou hanabira

Kita berjalan berdampingan malam itu… kamu dengan anggun meliuk dan menari mengikuti jejak sepatu cat ku. Tak peduli gerimis yang bersenandung bersama *kaze menggodamu  _kamu memercayai mimpi seorang pemuda, bah!* _aku hanya ingin bermimpi seperti dia! Sahutmu melankolis. Aku tertawa.

Gadis kecilku.. kamu, tak menghiraukan bisikan hujan.  Ia hanya menggodamu, engkau tahu itu.. sesungguhnya hujan hendak memberimu mimpi yang sama denganku.

saat kaki-kaki mungilmu terpeleset oleh ulah *kaze dan hujan. Aku tersenyum karena aku mendapat kesempatan meraih tanganmu untuk kembali bangkit dan menari merentas harapan.

***

Kamu yang membuatku berjanji untuk terus kembali, menemuimu di tempat ini… Untuk terus memberimu mimpi. Tempat ini yang kau beri nama “sanggar kecil kehidupan”

Tempat yang hanya menyediakan waktu sejenak untuk kalian bernaung. Kalian: kamu dan teman-temanmu, anak-anak yang terjebak dalam kehidupan jalanan.


kamus:
*kaze: angin
*omou hanabira : pikiran yang berbunga-bunga